Selasa,
21 Maret 2017 saya dan teman-teman saya mengunjungi salah satu komunitas SOS
Baksil atau dikenal dengan ‘Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi’. Sanggar yang
terletak di Jalan Siliwangi no 8, Bandung tersebut terdiri dari art gallery
dan tempat workshop.
Sanggar tersebut terbilang sudah cukup lama yaitu berdiri sejak 11 Desember
1982.Saya dan teman-teman memilih tempat tersebut karena tempat tersebut menjadi
salah satu komunitas para seniman bandung dan menjadi tempat terciptanya para
seniman-seniman hebat dan terkenal.Saya dan teman – teman pergi menuju tempat
tersebut sekitar pukul 11 siang hari
setelah selesai mata kuliah Mankom (Manajemen Komunikasi) ,saya bergegas
menuju tempat parkir motor dan berangkat menuju temapt tujuan tersebut ,waktu
perjalanan tidak begitu lama hanya sekitar 15 menit , jalanan pada saat itu
begitu ramai tetapi tidak macet untungnya ,saya dan teman-teman pun akhirnya
sampai di tempat tujuan .Lalu setibanya disana kami sedikit kebingungan karena
baru pertama kali ke tempat itu.Lalu kami pun di beritahu oleh tukang parkir
bahwa galerinya ada di atas sedikit tidak begitu jauh dari tempat kami parkir.
Saya dan teman – teman pun berkeliling melihat karya seni berupa lukisan yang di
pajang di dinding galeri, namun galeri
tempat lukisan tersebut sangat
memprihatinkan , tempat tersebut sudah begitu rapuh, tua dan rusak . Tapi
jangan menilai suatu tempat dari fisiknya tapi lihatlah dari isinya, dari tempat
inilah terlahir seniman-seniman bertaraf internasional yang sudah terkenal .Setelah
melihat dan berkeliling saya dan teman-teman istirahat sejenak disebuah tempat
yang kecil atau bisa dibilang minicafe yang bersebelahan dengan galeri lukisan
,di tempat tersebut juga di terapkan seni pada dinding yang di cat berupa gambar – gambar, disana
kami mengobrol mengenai SOS baksil dan
sedikit bercanda gurau.Saya dan teman-teman hanya beristirahat sekitar 30 menit
dan kemudian kami melanjutkan lagi berkeliling dan bertanya kepada salah seorang
seniman yang sedang ada di tempat tersebut.
Beliau
adalah Bapak Tommy Darmawan beliau salah satu seniman yang berkarya di SOS dan
telah tinggal cukup lama di SOS Baksil sebelum tempat tersebut didirikan, kami
sedikit malu untuk bertanya karena tidak terlalu mengerti dan paham mengenai
lukisan dan seni-seni yang berada di art gallery tersebut.Beliau lalu
menjelaskan sejarah berdirinya tempat tersebut. Sanggar Olah Seni – Babakan
Siliwangi (SOS.Baksil) merupakan gagasan yang disampaikan Drs. Anang Sumarna
saat masih dinas sebagai Kakanwil DIPARDA Provinsi Jawa Barat. Sebagai seniman
dan ketertarikannya beliau pada olahan bambu, hasrat gagasan tersebut berupa
sebuah wadah kegiatan yang dikenal dengan sebutan sanggar seni dan sementara
lokasi terpilih disekitar lahan Babakan Siliwangi dimana didalamnya telah
sering dijadikan tempat berkarya para maestro, Afandi, Hendra Gunawan, R.
Kartono, Sudjana Kerton, Wahadi, G.Sidharta, Popo Iskandar, Serta Roedyat
Martadiradja.Inisiatif sanggar seni mendapat sambutan positif dari kalangan
seniman lainnya hingga kemudian sepakat dengan nama Sanggar Olah Seni pada
pertemuan tanggal 7 Desember 1982 di jalan Cipaganti no 151-153. SOS.Baksil di
resmikan pada tanggal 11 Desember 1982 oleh Joop Ave, Dirjen Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi saat itu , dan Rd. Tohny Joesoef terpilih sebagai ketua. Rd.
Tohny Joesoef (1933-2001) adalah seorang seniman juga pendidik. Sebelum menjadi
ketua Sanggar Olah Seni, beliau telah mendirikan Sanggar Ligar ’64 sebagai
sarana pendidikan seni rupa informal di Bandung. Ditangan Tohny Joesoef ,
sanggar olah seni bukan hanya sebagai tempat berkreasi dan berapresiasi
melainkan juga menjadi tempat dimana masyarakat datang untuk belajar melukis,
melakukan kegiatan – kegiatan seni budaya dan pameran seni rupa di berbagai wilayah
sebagai bentuk pendekatan langsung komunitas seniman di Bandung. Sebagai
seorang ketua beliau memberikan penekanan kepada siswa dan anggotanya untuk
berprestasi serta kepatuhan pada sistem kesenisasian.
Begitulah
sejarah terbentuknya SOS Baksil,tidak hanya membahas sejarah saja Pak Tommy Darmawan
pun menceritakan pahit manisnya mengenai SOS dari jaman dahulu hingga saat ini.Salah
satu ceritanya yaitu mengenai dana pembinaan dan perawatan dari dinas
pariwisata dan dana dari pemerintah yang disalurkan kepada provinsi sebesar 175
ribu rupiah waktu tahun 1982 dan sedikit lucu karena harga vespa baru super tahun itu adalah 350 ribu rupiah setengah dari dana yang di
berikan, wah berarti cukup besar juga dana yang diberikan dari pemerintah ke
tempat tersebut dan dana yang di berikan
berlaku setiap bulan .Tidak hanya itu saja lalu ada subsidi listrik dan subsidi
air ledeng juga tetapi ledeng tidak berjalan denga baik karena waktu itu belum
terlalu bagus tapi mengapa bangunan di sanggar tersebut sudah rusak, rapuh dan
tua padahal setiap bulannya mendapat cukup tunjangan dari pemerintah, tapi
sayang ternyata kenyataannya dana
bulanan itu tidak pernah sampai sekalipun dan tidak pernah ada sepeserpun dana
tersebut untuk tunjangan Sanggar Olah Seni Baksil dari zaman pertama kali
berdiri hingga saat ini, benar – benar sangat memprihatinkan sekali yang
harusnya setiap bulan rutin mendapat tunjangan tapi kenyataannya tidak pernah ada . Pak Tommy
dan yang lain sudah melakukan upaya ke pemerintahan kota dan propinsi tetapi tidak pernah di
respon oleh pihak tersebut ,yang membuat luar biasanya adalah tempat tersebut
bisa bertahan hingga sekarang ini tanpa dana dari pemerintah sedikitpun hal itu
sungguh benar-benar hebat. Lalu dari manakah dana atau pemasukan sangar ini
bisa bertahan hingga sekarang ,dana tersebut berasal dari hasil penjualan karya
seni di sanggar dengan mengambil 10% dari hasil penjualan karya seni yang laku
terjual. Bangunan di tempat itu dari
dulu hingga saat ini belum pernah dirubah atau dibangun ulang bisa terlihat
dari bagunan yang sudah cukup tua dan rusak. Sebelum adanya Babakan Silawangi ,
daerah Baksil dikenal dengan nama hutan Lebak Gede, di Lebak Gede tersebut
terdapat hamparan sawah yang cukup luas pada tahun 1930 an, pada tahun 1940 –
1960 an di bagian barat (sekarang sabuga) mulai dibagun rumah-rumah
penduduk.Selain itu di Babakan siliwangi juga terdapat satu mata air yang masih
berfungsi di sebelah timur laut.Begitulah cerita yang di ceritakan Pak Tommy
kepada saya dan teman-teman ,beliau sangat terlihat asyik ketika sedang
bercerita seperti menghidupkan kembali semangat beliau ketika masih muda dalam
berkarya.
Pada
bulan ini sudah ada rencana dari pemerintahan untuk membangun ulang dan
penataan ulang Sanggar Olah Seni Babakan
siliwangi agar menjadi tempat yang lebih layak lagi dan menjadi ketertarikan
para warga bandung dalam berkreasi menghasilkan sebuah karya seni dan menjadi
icon kota bandung ,semoga saja hal tersebut bukan hanya sekedar omongan belakang
saja tetapi benar – benar dilaksanakan, dan bagi para pengunjung yang ingin belajar melukis bisa belajar
langsung disana tepatnya di workshop SOS Baksil ,para seniman disana akan mengajarkan cara
melukis kepada para pengunjung dengan senang hati, dan semua kalangan dari
anak-anak , dewasa sampai orang yang sudah tua pun bisa mengikuti kegiatan
belajar melukis. Jika ingin bertanya – tanya mengenai Sanggar Olah Seni Baksil
lebih mendetail lagi bisa langsung ditanyakan disana mengenai lukisan ,patung
dan sejarahnya agar lebih lengkap lagi. Setelah bertanya dan mendengarkan sedikit
cerita dari beliau saya dan teman – teman pun berfoto di art gallery dan foto
bersama beliau, kami pun berpamitan dan
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Pak Tommy karena mau
meluangkan waktunya untuk bercerita kepada kami .Disana meskipun tempatnya
sederhana tapi karya lukisannya bagus – bagus dan pada saat saya berkunjung
sedang ada acara kesenian yang sedang diadakan tetapi saya dan teman – teman
kurang mengetahui acara tersebut. Saya dan teman – temanpun segera menuju ke tempat parkir dan meninggalkan
Sanggar Olah Seni Baksil dengan penuh, tawa, ceria dan cerita karena sudah
mengetahui asal mulanya tempat tersebut ,meskipun tidak terlalu detail. Kami
pun pergi dari Baksil menuju ke Unisba kembali untung saja cuaca pada saat itu
sangat bersahabat . Dalam 15 menit kemudian saya dan teman – teman sudah sampai
di Unisba untuk memasuki kelas. Jika ingin berkunjung ke SOS Baksil bisa pergi
bersama keluarga, teman atau orang yang
spesial .
Begitulah sedikit cerita yang bisa saya sampaikan saat berkunjung kesana
TERIMA KASIH:)
Begitulah sedikit cerita yang bisa saya sampaikan saat berkunjung kesana
TERIMA KASIH:)
No comments:
Post a Comment