Wednesday 28 March 2018

Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi (Bandung)






Selasa, 21 Maret 2017 saya dan teman-teman saya mengunjungi salah satu komunitas SOS Baksil atau dikenal dengan ‘Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi’. Sanggar yang terletak di Jalan Siliwangi no 8, Bandung tersebut terdiri dari art gallery dan tempat workshop. Sanggar tersebut terbilang sudah cukup lama yaitu berdiri sejak 11 Desember 1982.Saya dan teman-teman memilih tempat tersebut karena tempat tersebut menjadi salah satu komunitas para seniman bandung dan menjadi tempat terciptanya para seniman-seniman hebat dan terkenal.Saya dan teman – teman pergi menuju tempat tersebut sekitar  pukul 11 siang hari setelah selesai mata  kuliah  Mankom (Manajemen Komunikasi) ,saya bergegas menuju tempat parkir motor dan berangkat menuju temapt tujuan tersebut ,waktu perjalanan tidak begitu lama hanya sekitar 15 menit , jalanan pada saat itu begitu ramai tetapi tidak macet untungnya ,saya dan teman-teman pun akhirnya sampai di tempat tujuan .Lalu setibanya disana kami sedikit kebingungan karena baru pertama kali ke tempat itu.Lalu kami pun di beritahu oleh tukang parkir bahwa galerinya ada di atas sedikit tidak begitu jauh dari tempat kami parkir. Saya dan teman – teman pun berkeliling  melihat karya seni berupa lukisan yang di pajang di dinding  galeri, namun galeri tempat lukisan  tersebut sangat memprihatinkan , tempat tersebut sudah begitu rapuh,  tua dan rusak . Tapi jangan menilai suatu tempat dari fisiknya tapi lihatlah dari isinya, dari tempat inilah terlahir seniman-seniman bertaraf internasional yang sudah terkenal .Setelah melihat dan berkeliling saya dan teman-teman istirahat sejenak disebuah tempat yang kecil atau bisa dibilang minicafe yang bersebelahan dengan galeri lukisan ,di tempat tersebut juga di terapkan seni pada dinding  yang di cat berupa gambar – gambar, disana kami mengobrol  mengenai SOS baksil dan sedikit bercanda gurau.Saya dan teman-teman hanya beristirahat sekitar 30 menit dan kemudian kami melanjutkan lagi berkeliling dan bertanya kepada salah seorang seniman yang sedang ada di tempat tersebut.

Beliau adalah Bapak Tommy Darmawan beliau salah satu seniman yang berkarya di SOS dan telah tinggal cukup lama di SOS Baksil sebelum tempat tersebut didirikan, kami sedikit malu untuk bertanya karena tidak terlalu mengerti dan paham mengenai lukisan dan seni-seni yang berada di art gallery tersebut.Beliau lalu menjelaskan sejarah berdirinya tempat tersebut. Sanggar Olah Seni – Babakan Siliwangi (SOS.Baksil) merupakan gagasan yang disampaikan Drs. Anang Sumarna saat masih dinas sebagai Kakanwil DIPARDA Provinsi Jawa Barat. Sebagai seniman dan ketertarikannya beliau pada olahan bambu, hasrat gagasan tersebut berupa sebuah wadah kegiatan yang dikenal dengan sebutan sanggar seni dan sementara lokasi terpilih disekitar lahan Babakan Siliwangi dimana didalamnya telah sering dijadikan tempat berkarya para maestro, Afandi, Hendra Gunawan, R. Kartono, Sudjana Kerton, Wahadi, G.Sidharta, Popo Iskandar, Serta Roedyat Martadiradja.Inisiatif sanggar seni mendapat sambutan positif dari kalangan seniman lainnya hingga kemudian sepakat dengan nama Sanggar Olah Seni pada pertemuan tanggal 7 Desember 1982 di jalan Cipaganti no 151-153. SOS.Baksil di resmikan pada tanggal 11 Desember 1982 oleh Joop Ave, Dirjen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi saat itu , dan Rd. Tohny Joesoef terpilih sebagai ketua. Rd. Tohny Joesoef (1933-2001) adalah seorang seniman juga pendidik. Sebelum menjadi ketua Sanggar Olah Seni, beliau telah mendirikan Sanggar Ligar ’64 sebagai sarana pendidikan seni rupa informal di Bandung. Ditangan Tohny Joesoef , sanggar olah seni bukan hanya sebagai tempat berkreasi dan berapresiasi melainkan juga menjadi tempat dimana masyarakat datang untuk belajar melukis, melakukan kegiatan – kegiatan seni budaya dan pameran seni rupa di berbagai wilayah sebagai bentuk pendekatan langsung komunitas seniman di Bandung. Sebagai seorang ketua beliau memberikan penekanan kepada siswa dan anggotanya untuk berprestasi serta kepatuhan pada sistem kesenisasian.
Begitulah sejarah terbentuknya SOS Baksil,tidak hanya membahas sejarah saja Pak Tommy Darmawan pun menceritakan pahit manisnya mengenai SOS dari jaman dahulu hingga saat ini.Salah satu ceritanya yaitu mengenai dana pembinaan dan perawatan dari dinas pariwisata dan dana dari pemerintah yang disalurkan kepada provinsi sebesar 175 ribu rupiah waktu tahun 1982 dan sedikit lucu karena  harga vespa baru super tahun itu adalah  350 ribu rupiah setengah dari dana yang di berikan, wah berarti cukup besar juga dana yang diberikan dari pemerintah ke tempat tersebut dan  dana yang di berikan berlaku setiap bulan .Tidak hanya itu saja lalu ada subsidi listrik dan subsidi air ledeng juga tetapi ledeng tidak berjalan denga baik karena waktu itu belum terlalu bagus tapi mengapa bangunan di sanggar tersebut sudah rusak, rapuh dan tua padahal setiap bulannya mendapat cukup tunjangan dari pemerintah, tapi sayang ternyata  kenyataannya dana bulanan itu tidak pernah sampai sekalipun dan tidak pernah ada sepeserpun dana tersebut untuk tunjangan Sanggar Olah Seni Baksil dari zaman pertama kali berdiri hingga saat ini, benar – benar sangat memprihatinkan sekali yang harusnya setiap bulan rutin mendapat tunjangan  tapi kenyataannya tidak pernah ada . Pak Tommy dan yang lain sudah melakukan upaya ke pemerintahan  kota dan propinsi tetapi tidak pernah di respon oleh pihak tersebut ,yang membuat luar biasanya adalah tempat tersebut bisa bertahan hingga sekarang ini tanpa dana dari pemerintah sedikitpun hal itu sungguh benar-benar hebat. Lalu dari manakah dana atau pemasukan sangar ini bisa bertahan hingga sekarang ,dana tersebut berasal dari hasil penjualan karya seni di sanggar dengan mengambil 10%  dari hasil penjualan karya seni yang laku terjual. Bangunan di tempat itu  dari dulu hingga saat ini belum pernah dirubah atau dibangun ulang bisa terlihat dari bagunan yang sudah cukup tua dan rusak. Sebelum adanya Babakan Silawangi , daerah Baksil dikenal dengan nama hutan Lebak Gede, di Lebak Gede tersebut terdapat hamparan sawah yang cukup luas pada tahun 1930 an, pada tahun 1940 – 1960 an di bagian barat (sekarang sabuga) mulai dibagun rumah-rumah penduduk.Selain itu di Babakan siliwangi juga terdapat satu mata air yang masih berfungsi di sebelah timur laut.Begitulah cerita yang di ceritakan Pak Tommy kepada saya dan teman-teman ,beliau sangat terlihat asyik ketika sedang bercerita seperti menghidupkan kembali semangat beliau ketika masih muda dalam berkarya. 

Pada bulan ini sudah ada rencana dari pemerintahan untuk membangun ulang dan penataan ulang  Sanggar Olah Seni Babakan siliwangi agar menjadi tempat yang lebih layak lagi dan menjadi ketertarikan para warga bandung dalam berkreasi menghasilkan sebuah karya seni dan menjadi icon kota bandung ,semoga saja hal tersebut bukan hanya sekedar omongan belakang saja tetapi benar – benar dilaksanakan, dan bagi para pengunjung  yang ingin belajar melukis bisa belajar langsung disana tepatnya di workshop SOS Baksil  ,para seniman disana akan mengajarkan cara melukis kepada para pengunjung dengan senang hati, dan semua kalangan dari anak-anak , dewasa sampai orang yang sudah tua pun bisa mengikuti kegiatan belajar melukis. Jika ingin bertanya – tanya mengenai Sanggar Olah Seni Baksil lebih mendetail lagi bisa langsung ditanyakan disana mengenai lukisan ,patung dan sejarahnya agar lebih lengkap lagi.  Setelah bertanya dan mendengarkan sedikit cerita dari beliau saya dan teman – teman pun berfoto di art gallery dan foto bersama beliau, kami pun berpamitan  dan mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Pak Tommy karena mau meluangkan waktunya untuk bercerita kepada kami .Disana meskipun tempatnya sederhana tapi karya lukisannya bagus – bagus dan pada saat saya berkunjung sedang ada acara kesenian yang sedang diadakan tetapi saya dan teman – teman kurang mengetahui acara tersebut. Saya dan teman – temanpun  segera menuju ke tempat parkir dan meninggalkan Sanggar Olah Seni Baksil dengan penuh, tawa, ceria dan cerita karena sudah mengetahui asal mulanya tempat tersebut ,meskipun tidak terlalu detail. Kami pun pergi dari Baksil menuju ke Unisba kembali untung saja cuaca pada saat itu sangat bersahabat . Dalam 15 menit kemudian saya dan teman – teman sudah sampai di Unisba untuk memasuki kelas. Jika ingin berkunjung ke SOS Baksil bisa pergi bersama keluarga, teman  atau orang yang spesial .

Begitulah sedikit cerita yang bisa saya sampaikan saat berkunjung kesana 
TERIMA KASIH:) 

No comments:

Post a Comment

Apa itu COPYRIGHT / Hak Cipta ?

p engertian hak cipta sendiri menurut Wikipedia ialah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penu...